Kita gampang menemukan kaca. Selain sebagai pelindung jendela, kaca juga digunakan sebagai alat rumah tangga, cermin, dan juga dinding. Tekstur yang halus dan padat membuat kaca sebagai media yang sering digunakan untuk mempercantik arsitektur.

Kira-kira bagaimana kaca dibuat? Apakah kaca tidak akan pernah habis?

Kaca adalah materi padat dengan warna bening dan transparan. Sifatnya rapuh dan rentan terhadap guncangan kuat. Kaca mulai terdengar sejak zaman Mesopotamia Timur dan Mesir di tahun 3500 SM. Pada zaman itu kaca belum transparan seperti sekarang.

Kaca berasal dari pasir silika atau pasir kuarsa yang mengandung besi tidak lebih dari 0,45 persen untuk pecah belah dan 0,015 persen untuk kaca optik. Sebab kandungan besi dapat merusak warna kaca.

Kaca dicampur dengan sodium oksida dan kalsium oksida atau kapur. Ketiga bahan tersebut dimasak dalam suhu di atas 2.300 derajat Fahrenheit atau 1.261 derajat Celcius.

Setelah masak kaca langsung dibentuk sesuai kebutuhan. Proses ini berlangsung sangat cepat untuk menghindari kristalisasi kaca. Meski dalam suhu tinggi, kaca sangat cepat mengeras karena kaca adalah zat cair yang dingin dan tidak mudah menguap.

Teksturnya yang transparan membuat kaca sering dijadikan tiruan kristal untuk menghiasi ruangan seperti vas bunga, cermin, keramik dan berbagai hal. Kaca merupakan material yang mudah pecah karena memiliki susunan atom yang menyebar seperti cairan namun berbentuk padat, sehingga kaca sangat sensitif dengan guncangan.

Susunan atom yang menyerupai cairan tersebut membuat kaca yang pecah akan remuk secara menyeluruh. Kaca itu dapat didaur ulang berkali-kali.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!